Beberapa teman mengirim pesan padaku melalui Facebook.
Mereka mengomentari Cerita Refleksi yang aku tulis ini.
"Kenapa ceritanya bersambung ?" Begitu rata-rata bunyi pesan itu.
Namun, ada juga yang berteriak-teriak :
"Wooiiiiii.... jangan bikin penasaran dong !"
Lho !? Siapa yang bikin penasaran ?
Jadi begini lho mas ceritanya :
Sebenarnya saya sendiri bingung, apa yang musti saya tulis dengan judul seperti ini.
Lha, wong ini juga mendadak.
Judulnya memang sudah muncul sejak sebulan yang lalu.
Lha tapi, apa yang harus saya ceritakan dengan judul yang seperti itu ;
-30 HARI MENAHAN DIRI- menahan diri dari opo ?
Lha, kenapa harus menahan diri gitu lho ?
Oalaaaaah.... Akhirnya si jawabannya itu ketemu.
Aku jadi teringat sama si Ulat bulu-
yang tempo hari t'lah ku ceritakan sama kalian itu lho ?
Nah, rupanya dia lah yang t'lah menginspirasiku selama ini.
Andai saja si Ulat bulu itu bisa berbahasa Manusia, maka dengan senang hati aku akan berpura-pura menjadi wartawan dan langsung me-wawancarai dia.
Ah, sebenarnya aku hanya ingin tahu saja, dan akan menanyakan kepadanya langsung-apa alasannya sampai-sampai dia harus ber-Metamorfosis segala. Uh, ribet.
Oh, ternyata memang tak seribet itu.
Si Ulat bulu ber-Metamorfosis itu, memang sudah ketentuannya begitu.
Nah, yang akan saya bahas disini adalah :
bagaimanakah caranya-
kita mengambil pelajaran dari Si ulat bulu ini-yang tadinya-
ia begitu di takuti, begitu di benci,
tapi koq malah bisa di balikin sama dia, orang-orang yang tadinya ga suka koq malah jadi suka.
Lha, prosesnya gimana ini ?
Siapa yang hebat ?
Siapa yang berubah ?
Si Ulat-nya atau orang-orang-nya ?
Huh, pusing aku ???
Oh, ternyata.....
Baiklah.... rupanya si Ulat bulu itu hanya cukup-
M E N A H A N D I R I- saja.
"Lho koq bisa Mas !?"
"Moso hanya sekedar menahan diri saja koq bisa sampe mampu merubah keadaan ?
'Yang di rubahnya soal perasaan, lagi."
Ya itu. Benci dan cinta khan soal perasaan . Iya toh ?
Hebat !
Salut saya.
Nah, kalau kalian ingin tau, inilah ilmunya para PLay Boy.
"Bukan Mas ! Bukan Play Boy, tapi Asmarawan."
'Lho, apa bedanya ?"
Ya jelas beda to yoh...
Kalo Mas Asmarawan itu khan ndak jahat.
Lha, kalo Play Boy, yo jelas perusak. Benci aku. Pokoke benci.
"Ati-ati lho, benci di tangan sang Play Boy bisa berubah menjadi cinta"
"Ada yang pernah ngalamin ?"
Ah, udah lah besok aja, aku mau tidur.
"Lho !? ini ceritanya gimana ?"
"Aku kan pengen tau, gimana cara ber-Metamorfosis yang bener itu'
"Yo wis, besok aja lah...."